Kalau kita melihat film Jurassic Park
dan The Lost World maka kita akan menyaksikan dinosaurus-dinosaurus
yang telah digambarkan dengan begitu menarik oleh Steven Spielberg.
Namun apakah sebenarnya dinosaurus itu ?
Unenlagia comahuensis (Novas, 1997)
Sekarang ini setiap orang sudah mendengar
mengenai dinosaurus. Dari anak-anak sampai orang dewasa telah melihat
gambar mereka dan banyak orang mengira dinosaurus-dinosaurus itu telah
punah 65 juta tahun sebelum manusia ada di bumi. Pandangan mengenai
dinosaurus ini sangat berhubungan erat dengan teori evolusi.
Para penganut paham evolusi mengatakan
bahwa dinosaurus pernah hidup di bumi ini antara 65 sampai 230 juta
tahun yang lalu. Dinosaurus ditemukan hanya di 3 kolom geologis yaitu :
Triassic, Jurassic, dan Cretaceous. Evolusionis menamakan tiga lapisan
tanah tersebut dengan nama zaman Mesozoic. Itulah zaman yang mereka
berikan untuk zaman dinosaurus. Menurut mereka makhluk-makhluk ini punah
pada akhir zaman Mesozoik (Cretaceous). Teori evolusi mengajarkan bahwa
dinosaurus sudah punah kira-kira 65 juta tahun sebelum manusia mulai
berevolusi.
Pandangan dari teori evolusi berbeda dari
para ilmuwan yang percaya pada teori penciptaan. Ilmuwan yang percaya
pada teori penciptaan tersebut berpendapat bahwa dinosaurus tidak punah
65 juta tahun yang lalu namun hidup bersama-sama dengan manusia.
Dinosaurus diciptakan oleh Tuhan dan bukan melalui evolusi reptil.
Sejarah Penemuan Dinosaurus
Tulang-tulang mereka sangat besar ketika
ditemukan tahun 1677 oleh Dr. Robert Plot. Tulang-tulang itu dikira
adalah tulang gajah raksasa. Nama pertama yang diberikan kepada binatang
ini adalah Scrotum humanum. Hal ini terjadi 2 abad sebelum nama
“dinosaurus” dimunculkan.
Pada 1822, Mary Anne Mantell
berjalan-jalan di sebuah jalan raya di Sussex. Berdasarkan tradisi, ia
menemukan sebuah tulang yang berkilau ditimpah sinar matahari, dan
membawa pulang tulang tersebut untuk ditunjukkan kepada suaminya Dr.
Gideon Mantell, dokter Inggris dan pemburu fosil amatir. Dr Mantell
mengumumkan bahwa tulang tersebut mempunyai sebuah gigi yang lebih besar
dari reptil modern. Ia menyimpulkan bahwa tulang ini adalah tulang
reptil pemakan tumbuhan yang sudah punah dengan gigi seperti seekor
iguana. Pada tahun 1825, Dr Mantell menamakan fosil tersebut Iguanodon
(gigi iguana). Dr. Mantelllah yang mempopulerkan jaman reptil-reptil.
Tahun 1841 anatomis dan paleontologis Inggris, Sir Richard Owen, yang
secara kebetulan adalah lawan terkuat Charles Darwin, menemukan kata
“dinosaurus”. Secara teknis, dinosaurus menunjuk pada makhluk raksasa
yang menyerupai reptil yang hidup di darat bukan di air. Kata ini
berarti “kadal yang mengerikan”. Tulang rahang Tyrannosaurus rex,
panjang 6 kaki dengan gigi 6 inchi panjangnya, tentunya cocok dengan
nama “kadal yang mengerikan”.
Dinosaurus – Diciptakan atau Berevolusi ?
Sejak penemuan Dr. Mantell, fosil-fosil
dinosaurus telah ditemukan di beberapa benua di dunia, dari jauh ke
utara seperti Alaska dan jauh ke selatan seperti Antartika. Dinosaurus
itu ada dalam berbagai ukuran, bentuk, dan jenis. Fosil-fosil dinosaurus
merupakan studi kasus yang menarik untuk membuktikan penciptaan atau
teori evolusi. Ada berbagai jenis dinosaurus. Beberapa berukuran kecil
seperti ayam dan yang lain ada yang berukuran sangat besar sehingga
beratnya kira-kira 8 ton. Banyak dari antara dinosaurus tersebut
mempunyai struktur tulang yang lain dari biasanya. Karena itu, jika
dinosaurus berevolusi dari sekitar 230 juta tahun yang lalu, dimulai
dari sejenis reptil (menurut kepercayaan evolusionis), maka harus ada
ribuan makhluk perantara. Selama jangka waktu tersebut, jutaan
dinosaurus hidup dan mati. Kalau teori evolusi benar, museum-museum
dapat menampilkan ribuan bentuk transisi reptil–dinosaurus yang tak
dapat dibantah. Jika penciptaan benar, setiap jenis dinosaurus muncul
dalam bentuk yang sudah jadi dari sejak permulaan dicipta, tidak ada
jenis fosil perantara yang mengisyaratkan bahwa dinosaurus ini
berevolusi dari seekor nenek moyangnya.
Fosil-fosil dinosaurus menunjukkan dengan
sangat jelas bahwa tiap satu jenis dinosaurus yang ditemukan sudah
dalam bentuk utuh, tidak ada bukti bahwa binatang ini berevolusi dari
jenis makhluk sebelumnya.
Brontosaurus, kesalahan rekonstruksi
Kalau kita mengunjungi musim kelas dunia,
kita akan menemukan banyak sekali bukti mengenai dinosaurus.
Tulang-tulang dan tengkorak telah digali dari bumi dan semuanya
menunjukkan adanya makhluk hidup yang sangat besar yang pernah hidup di
bumi. Tetapi ketika tulang-tulang itu disusun, ilmuwan tidak selalu
membuat rekonstruksi yang akurat. Setiap orang telah mendengar atau
melihat gambar Brontosaurus dengan lehernya yang panjang, tetapi tidak
banyak orang yang tahu bahwa Brontosaurus itu adalah sebuah kesalahan.
Ilmuwan-ilmuwan menemukan bahwa mereka telah menaruh fosil kepala yang
salah pada fosil badan yang salah pula. Dua peneliti dari Institut
Carnegie telah membuktikan bahwa tulang-tulang Brontosaurus di 5 museum
utama, termasuk di museum Carnegie sendiri, telah menaruh kepala yang
salah. Kedua orang itu, pada tahun 1979, telah memberitahukan media
cetak bahwa deskripsi yang diberikan oleh Dr. O.C. Marsh, ahli fosil
yang terkenal dari Yale, berdasarkan data tulang kepala yang salah.
Dalam artikel “Scientist Claim
Brontosaurus Given Wrong Head” (Pittsburgh: Associated Press, October
10, 1979), Berman menjelaskan bahwa Marsh sebenarnya mengunakan tulang
kepala yang ditemukan 3 atau 4 mil jauhnya dari tulang badannya. Tetapi
tidak ada orang yang mengetahuinya. Marsh tidak memberitahukan hal ini
dalam artikelnya. Tidak ada bukti bahwa tulang kepala ini ada
hubungannya dengan Brontosaurus. Anda dapat mencek hal ini dalam Marsh’s
Dinosaurus yang ditulis John H. Ostrom dan John S. McIntosh (New Have,
Connecticut: Yale University Press, 1966), halaman 244.
Kemudian setelah diberikan kepala yang
baru pada Brontosaurus maka makhluk itu lebih menyerupai Diplodocus.
Kepala yang salah itu sebenarnya milik dinosaurus yang telah ditemukan
sebelumnya yaitu Apatosaurus. Kesimpulannya adalah Brontosaurus tidak
pernah ada. Karena alasan itu maka Brontosaurus tidak disebut dalam The
New Dinosaur Dictionary karangan Donald. F. Glut (Citadel Press,
Secaucus, New Jersey, 1982).
Rekonstruksi Dinosaurus
Sangat penting untuk diketahui bahwa pada
saat ilmuwan mengali sejumlah tulang-tulang, mereka tidak menemukan
tulang tersebut beserta dagingnya. Walaupun mereka menemukan semua
tulang-tulangnya secara lengkap (dan biasanya lebih sering ditemukan
hanya beberapa bagian saja), mereka hanya mempunyai data 40 persen untuk
menjelaskan bagaimana rupa makhluk tersebut. Tulang-tulang itu tidak
menceritakan bagaimana warna binatang itu atau apa yang ia makan.
Sedikit sekali bukti fosil mengenai makanan dinosaurus. Tetapi
Komsognatus, Barioniks, dan Hadrosaurus merupakan pengecualian karena
isi perutnya ada yang ditemukan dalam bentuk fosil yang masih utuh.
Bukti bahwa Deinonikhus memangsa Tenontosaurus juga ditemukan. Makanan
kebanyakan dinosaurus hanya dapat diduga-duga saja berdasarkan data yang
didapat oleh para peneliti dari gigi dinosaurus yang telah menjadi
fosil. Gigi-gigi tajam yang dimiliki hanya menjelaskan bagaimana ia
merobek makanannya tetapi bukan makanan apa yang dirobeknya. Ketika
merekonstruksi dinosaurus yang besar dari sisa-sisa tulang, ilmuwan
membuat berbagai asumsi. Seperti, beberapa pernyataaan mengenai apa yang
dinosaurus lakukan atau di mana mereka tinggal adalah penuh dengan
dugaan-dugaan belaka. Dalam film The Lost World dibicarakan mengenai
tingkah laku Dinosaurus. Makhluk liar hasil cloning ini bisa mencium bau
asap rokok dari jarak beberapa mil, punya intelegensi yang tinggi,
menjaga dan memelihara bayinya, bisa balas dendam, dsb. Tidak satu pun
dari hal-hal tersebut yang bisa diketahui dari fosil tulang belulang
dinosaurus.
Sebagai contoh mari kita meneliti fosil
Unenlagia comahuensis yang ditemukan oleh paleontologi Fernando Novas
yang dimuat di harian Kompas, Senin, 26 Mei 1997. Dari tulang yang ada
maka ia mencoba menyusun suatu makhluk dinosaurus yang nantinya
berevolusi menjadi burung.
Gambar
di dalam diatas menjelaskan bagaimana rekonstruksi tulang sehingga
menjadi bentuk dinosaurus. Warna putih menggambarkan tulang yang
ditemukan sedangkan gambar hitam menunjukkan gambar rekonstruksi.
Saudara dapat menemukan bagaimana tulang yang sangat sedikit itu
direkonstruksi menjadi dinosaurus yang lengkap. Bagaimana ia dapat
menggambarkan kepala dinosaurus lengkap dengan giginya yang tajam
sedangkan tidak ditemukan tulang kepala beserta giginya. Bagaimana ia
menerka panjang lehernya sedangkan tulang lehernya tidak ditemukan.
Bagaimana ia menerka panjang ekornya sedangkan tulang ekornya tidak
ditemukan. Mungkin saja ia berekor pendek, sedangkan makhluk itu
direkonstruksi berekor panjang. Bagaimana ia merekonstruksi lengan bawah
lengkap beserta jari-jarinya sedangkan yang ditemukan hanya tulang
lengan atas. Jelas disini bahwa ilmuwan menggunakan daya imajinasinya
(yang mungkin salah) untuk merekonstruksi tulang belulang yang ia
temukan. Bentuk dari dinosaurus ini saja masih perlu kita pertanyakan
apalagi jika diduga bahwa dinosaurus ini berevolusi menjadi burung.
Benarkah Archaeopteryx adalah nenek moyang burung ?
Archaeopteryx/Arkheopteriks adalah
burung. Ia mempunyai kaki-kaki yang dapat mencengkeram, sayap-sayap
seperti burung, bulu-bulu seperti bulu burung modern, tempurung kepala
seperti burung, dan sebuah furcula (tulang selangka burung). Selain itu,
ia terbang! Lebih jauh lagi, walaupun fosil Archaeopteryx pertama kali
ditemukan 1861, fosil-fosil lain yang ditemukan sejak saat itu tidak ada
satu pun yang menunjukkan bentuk transisi antara reptil dan
Archaeopteryx atau antara Archaeopteryx dan burung-burung. Jika reptil
berevolusi menjadi burung maka akan ditemukan ribuan makhluk transisi
yang hidup dan mati, yang meninggalkan jejak dalam bentuk fosil.
Walaupun bukti yang memberatkan dan
bertentangan ini ada namun banyak evolusionis mempertahankan pendapat
bahwa Archaeopteryx adalah bentuk transisi antara reptil dan burung.
Mereka menunjuk pada bukti bahwa burung ini mempunyai cakar di kedua
sayapnya, gigi, dan beberapa ciri khas yang tampak seperti reptil.
Beberapa orang menyatakan bahwa ciri khas ini mengindikasikan bahwa
Archaeopteryx berevolusi dari reptil. Tetapi, beberapa burung purba
mempunyai gigi. Dengan bukti yang sama juga ternyata banyak burung purba
yang tidak mempunyai gigi. Intinya adalah tidak ada fosil yang
ditemukan yang menyatakan terjadinya kehilangan gigi secara
terus-menerus/perlahan-lahan hilang pada burung-burung. Mereka ada yang
mempunyai gigi dan ada yang tidak! Hal ini tidak mengejutkan karena hal
ini juga terjadi pada beberapa binatang bertulang belakang lainnya.
Beberapa ikan mempunyai gigi, beberapa amfibi mempunyai gigi, dan
beberapa reptil mempunyai gigi. Tetapi ada ikan, dan amfibi, dan reptil
yang tidak punya gigi! Kebanyakan mamalia punya gigi, tetapi beberapa
tidak. Keberadaan atau ketidakberadaan gigi tidak mengkonfirmasi atau
menyangkal teori evolusi atau penciptaan.
Apakah adanya cakar pada sayap membuktikan transisi reptil dan burung ?
Tidak, karena ada paling sedikit 3 burung yang hidup sekarang yang juga
mempunyai cakar di sayapnya. Hoatzin, burung yang hidup di Amerika
Selatan, mempunyai cakar di sayapnya ketika masih muda. Hal ini juga
terjadi pada touraco, burung yang hidup di Afrika. Ostrich mempunyai 3
cakar pada sayapnya, tetapi tidak ada satu pun yang berani mengusulkan
bahwa ketiga burung ini adalah binatang perantara reptil dan burung
karena mereka hidup pada saat ini.
Beberapa tahun lalu, paleontologis (ahli
fosil) menemukan fosil dari burung modern dan menyimpulkan, dari bukti,
bahwa burung modern itu hidup pada waktu yang sama dengan Archaeopteryx.
Archaeopteryx tidak bisa menjadi nenek moyang burung jika burung modern
dan Archaeopteryx hidup pada waktu yang bersamaan.
Baru-baru ini, paleontologis menemukan
fosil-fosil dari seekor burung di Texas yang diduga hidup 75 juta tahun
sebelum Archaeopteryx. Jika kita mengikuti pola pikir evolusionis maka
burung ini seharusnya lebih menyerupai reptil daripada Archaeopteryx.
Tetapi makhluk ini lebih menyerupai burung daripada Archaeopteryx!
Ilmuwan yang percaya teori penciptaan menyimpulkan bahwa Archaeopteryx
bukan seekor binatang perantara reptil dan burung, tetapi adalah burung,
khusus diciptakan Tuhan dan terpelihara untuk kita dalam bentuk catatan
fosil.
Benarkah Dinosaurus Punah 65 Juta Tahun
Sebelum Manusia Berevolusi ?
Mari kita melihat bukti secara ilmiah di
Sungai Paluxy, dekat Glen Rose, Texas, Amerika Serikat. Ken Ham dan John
Mackay dari Creation Science Foundation telah datang melakukan
kunjungan ke Paluxy untuk menyelidiki sisa-sisa bekas peninggalan yang
ditemukan orang sebagai bukti yang meyakinkan tentang adanya bekas jejak
kaki manusia di tengah-tengah bekas jejak kaki dinosaurus. Jika
dinosaurus sudah punah 65 juta tahun sebelum manusia berevolusi maka
bagaimana mungkin ada jejak dinosaurus bersama jejak manusia di lapisan
tanah yang sama. “Kami juga menemukan bukti-bukti tambahan di Sungai
Paluxy yang dapat menghapus paham evolusi mengenai skala waktu geologis.
Pada lapisan yang paling atas dari batu-batuan di sungai itu, yang
diperkirakan usianya oleh para ahli kaum evolusi hanya berusia 25 juta
tahun, dengan jelas sekali kami menemukan bekas jejak kaki dinosaurus.
Menurut paham kaum evolusi fosil-fosil ini mestinya tidak boleh terdapat
pada lapisan yang paling atas (yang berusia 25 juta tahun) karena
binatang dinosaurus sudah punah sejak 65 juta tahun lalu. Jadi, dengan
menggunakan metode perhitungan waktu (skala waktu geologis) yang
dipergunakan oleh kaum evolusi sendiri, yang juga mengabaikan adanya
bekas jejak kaki manusia, maka sisa-sisa fosil di Sungai Paluxy itu
telah menaklukan paham evolusi mengenai skala waktu geologis (maksudnya
skala waktu geologis tidak akurat dan salah)!”
Dr. Clifford Wilson, seorang pengarang
buku terkenal dari kota Melbourne dan ahli ilmu purbakala yang tersohor,
“pada hakekatnya telah membuat penggalian dan menemukan bekas jejak
kaki di sekitar Sungai Paluxy dan telah menemukan bekas jejak kaki
manusia.” Letter, 5 April 1984.
Dr. John D. Morris dalam bukunya Tracking
Those Incredible Dinosaurus menyatakan bahwa 1) jejak dinosaurus dan
bekas kaki manusia telah ditemukan untuk pertama kalinya dan dibuat
fotonya dalam tahun 1908. 2) Jejak kaki manusia telah ditemukan pada
kurang lebih 20 tempat di sekitar Sungai Paluxy sehingga memberikan
bobot bukti yang meyakinkan sekali. 3) Bekas jejak kaki manusia yang
ditemukan oleh rombongan Leaky di Afrika Timur dan diterima secara luas
oleh kaum evolusionis sebagai penemuan yang murni adalah tidak begitu
jelas seperti penemuan Sungai Paluxy, yang justru telah ditolak oleh
mereka karena mereka menganggap manusia itu tidak mungkin hidup sezaman
dengan dinosaurus.
Dennis R Petersen, M.A. (Master of Art in
Museum Administration) dalam bukunya Unlocking The Mysteries of
Creation halaman 143 menyatakan ada beberapa puzzle misteri di Sungai
Paluxy. Beberapa jejak seperti jejak beruang dan kucing telah ditemukan
juga di sana. Pertanyaan yang timbul adalah bagaimana mungkin
binatang-binatang ini (yang mestinya belum berevolusi) kembali ke masa
jutaan tahun sebelumnya yaitu di zaman dinosaurus. Atau mereka hidup
pada zaman yang sama dengan dinosaurus ?
Pada halaman terdepan dari surat kabar
harian Sydney Morning Herald, edisi sore, tanggal 21 November 1983,
terdapat sebuah laporan berupa berita yang sangat berkaitan dengan
masalah jejak manusia dan dinosaurus. Penemuan ini mungkin merupakan hal
yang paling penting yang datangnya dari sebuah kantor berita negara
komunis yang tidak ber-Tuhan: “Sebuah laporan dari Kantor Berita Soviet,
Tass, menyatakan bahwa kurang lebih 1500 bekas jejak peninggalan
binatang dinosaurus telah ditemukan di Turkmenia, akan tetapi di antara
jejak kaki ada terdapat jejak yang mirip jejak kaki manusia. Menurut
keterangan Profesor Ammaviyazov, Direktur Institut Geologi Turkmenia,
“Apabila analisa lebih lanjut membuktikan bahwa jejak kaki itu adalah
bekas peninggalan makhluk anthropoid, maka sejarah umat manusia (menurut
kaum evolusionis) haruslah diperluas sampai 150 juta tahun jauhnya, dan
bukan saja 5 juta tahun.” Tetapi kaum kreasionis tetap tidak menerima
bahwa manusia mengalami evolusi.
Jejak di Sungai Paluxy maupun di
Turkmenia ini menyebabkan kaum evolusionis mau tidak mau seharusnya
menerima bahwa dinosaurus tidak punah 65 juta tahun sebelum manusia
berevolusi. Tetapi jika mereka bersikeras untuk menyatakan bahwa manusia
saat itu belum ada, maka mungkin gambar ilustrasi ini dapat
menjelaskannya.
SUNGAI PALUXY :
Bukti-Bukti Lain Bahwa Manusia Pernah Hidup Bersama Dinosaurus
Banyak kebudayaan di dunia yang mempunyai legenda Naga. Legenda Naga ini
ada di China, Jepang, Australia, Amerika Selatan, India, Eropa,
Inggris, Yahudi dan di Amerika. Kalau naga hanyalah merupakan daya
khayal manusia, mengapa legenda ini ada di beberapa kebudayaan bukan
hanya terdapat pada satu bangsa saja? Diduga bahwa makhluk ini
sebenarnya adalah dinosaurus.
Tyrannosaurus rex hidup di hutan
Plesiosaurus (dinosaurus yang hidup di air)
Ada
sebuah cerita mengenai pahlawan bangsa Sumeria 3000 tahun SM yang
bernama Gilgamesh. Ia pergi ke sebuah hutan terpencil untuk menebang
pohon Cedar kemudian menemukan seekor naga jahat yang besar. Ia membunuh
naga tersebut dan memotong kepalanya sebagai tanda kemenangannya.
Ketika Alexander Agung dan prajuritnya tiba di India, mereka menemukan
bahwa penduduk asli India menyembah reptil yang sangat besar yang mereka
simpan di gua-gua. China sangat terkenal dengan cerita naganya, dan
naga selalu ditonjokan dalam guci, sulam-menyulam, dan ukiran China.
Inggris mempunyai cerita mengenai St. George yang membunuh naga yang
hidup di sebuah gua.
Pada abad ke-10 seorang Irlandia mencatat
perjumpaannya dengan seekor makhluk yang rupanya seperti Stegosaurus.
Pada tahun 1500-an, sebuah buku scientific Eropa, Historia Animalium,
mencatat beberapa jenis binatang, yang bagi kita adalah dinosaurus,
masih hidup pada saat itu. Seorang ahli ilmu pengetahuan alam terkenal,
Ulysses Aldrovandus, mencatat sebuah pertemuan antara seorang petani
bernama Baptista dan seekor naga yang ciri-cirinya mirip dengan
dinosaurus Tanystropheus. Pertemuan itu terjadi tanggal 13 Mei 1472
dekat Bologna di Itali, dan petani itu membunuh naga tersebut. Jadi
bukti dari keberadaan dinosaurus pada sejarah umat manusia sangat kuat.
Stegosaurus
Terdapat laporan-laporan yang menyatakan
penampakan dinosaurus pada akhir-akhir ini. Pada Science Digest, Juni
1981 dan Science Frontiers No. 33 tahun 1983, penyelidik dan penduduk di
Afrika melaporkan penampakan makhluk seperti dinosaurus. Deskripsi yang
diberikan cocok dengan rupa dinosaurus. Dalam Melbourne Sun, 6 Februari
1980, lebih dari 40 orang mengklaim bahwa mereka melihat plesiosaurus
dari pantai Victorian Australia akhir-akhir ini. Mungkin benar bahwa
monster Loch Ness (jika monster ini benar-benar ada) adalah seekor
variasi dari Plesiosaurus (dinosaurus yang hidup di air) yang masih
hidup sampai sekarang. Bukan hal yang memalukan bagi kaum kreasionis
jika seseorang menemukan Tyrannosaurus rex hidup di hutan. Tetapi hal
ini jelas-jelas akan memalukan bagi seorang evolusionis.
Dinosaurus di Dalam Alkitab :
Lewiatan (reptil laut) dan Behemot.
Apakah dinosaurus terdapat juga dalam buku yang paling tua, yang pernah ditulis oleh manusia, yang masih ada sampai kini ?
Alkitab berkata, “Allah menciptakan
binatang-binatang laut yang besar” (Kejadian 1:21) . Allah melukiskan
salah satu binatang laut itu kepada Ayub (kira-kira 2.000 tahun SM).
Dalam bahasa Yunani makhluk itu disebut lewiatan (Ayub 40:20), dan
Alkitab bahasa Indonesia menyebutnya buaya. Makhluk ini sangat besar dan
kuat, sehingga orang tidak dapat menangkapnya dengan kail, atau
melukainya dengan pedang atau lembing (Ayub 41:17). Sebenarnya kita
tidak tahu jelas makhluk laut apa yang Allah maksudkan dalam kitab Ayub
ini. Tapi Allah berkata, “Tidak ada taranya di atas bumi, itulah makhluk
yang tidak mengenal takut” (Ayub 41:24).
Nampaknya mustahil ada makhluk yang dapat
menyemprotkan lidah api dari mulutnya. Tapi Alkitab berkata, “Dari
dalam mulutnya keluar suluh dan berpancaran bunga api” (Ayub 41:10).
Berdasarkan ayat ini tidaklah salah berpendapat bahwa makhluk raksasa
itu bukanlah buaya. Dan belum pernah ada buaya atau binatang reptil
lainnya yang menyemburkan bunga api dari mulutnya. Kita mengenal dan
mengagumi kunang-kunang. Kita tahu, bila malam tubuh kunang-kunang
memancar berkelip-kelip sinar jernih benderang. Itu merupakan bukti
nyata, bahwa ‘menyemburkan’ api bukanlah mustahil bagi makhluk ciptaan
Allah. Kita juga mengenal cerita naga yang menyemburkan api dari
mulutnya, dari mana ide naga yang menyemburkan api jika hal ini hanya
khayalan manusia ?
Alkitab melaporkan bahwa Allah berfirman
kepada Ayub, “Perhatikan kuda Nil, yang telah Ku-buat seperti juga
engkau” (Ayub 40:10).
Dalam Alkitab bahasa Ibrani yang disebut
bukanlah kuda Nil, melainkan BEHEMOT. Artinya binatang raksasa yang luar
biasa besarnya dan luar biasa kuatnya. Allah mengatakan bahwa Behemot
itu mempunyai tulang-tulang seperti pembuluh tembaga. Kerangka tubuhnya
seperti batang besi, dan ekornya seperti pohon aras (lihat Ayub
40:11-19).
Gambaran itu menyatakan bahwa binatang
yang dimaksud bukanlah kuda Nil dan bukan pula gajah karena ekor mereka
tidak sebesar kayu aras (kayu libanon, yang besar-besar) . Dan para ahli
(dari kaum kreasionis. Ct. Henry M. Morris) percaya bahwa BEHEMOT itu
adalah dinosaurus, binatang raksasa yang sangat menakjubkan.
Allah menyuruh Ayub ke Sungai Yordan
memperhatikan makhluk luar biasa ini. Allah berfirman, “Sesungguhnya,
biarpun sungai sangat kuat arusnya, ia tidak gentar” (40:18). Pada musim
semi, salju di Gunung Libanon – kira-kira 80 km di utara dari Sungai
Yordan – mencair. Luapan air cairan salju itu, deras menggemuruh turun
ke Sungai Yordan. Sungai yang biasanya tenang itu, berubah menjadi
ganas. Tapi gemuruh air sungai ini, sama sekali tidak mengusik
dinosaurus yang berleher panjang. Alkitab berkata, “Ia tetap tenang,
walaupun Sungai Yordan meluap melanda mulutnya” (Ayub 40:18b).
BEHEMOT cukup mengangkat kepalanya lebih tinggi sedikit, untuk menahan dan melahap pohon yang dihanyutkan luapan air.
Allah menyuruh Ayub memperhatikan dinosaurus – makhluk raksasa itu. Itu berarti dinosaurus pernah hidup di bumi pada zaman Ayub.
Kapan Dinosaurus Diciptakan ?
Pada hari ke-5 Allah mulai mengisi bumi
dengan binatang-binatang. Alkitab berkata, “Allah menciptakan
binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang
bergerak, yang berkeriapan dalam air” (Kejadian 1:21).
‘Binatang-binatang laut yang besar’ itu termasuk Lewiatan raksasa. Itu
disebut dalam Ayub pasal 41 dan Mazmur 104:26. Allah juga menciptakan
ikan-ikan paus dan jenis ikan-ikan besar. Kejadian 1:21 mengatakan bahwa
‘segala jenis burung yang bersayap’ juga diciptakan pada hari ke-5.
Pada hari ke-6, yakni hari terakhir
penciptaan, “Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala
jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi’. Ingatlah,
dinosaurus juga termasuk binatang melata. Lalu “Allah menciptakan
manusia menurut gambar-Nya … laki-laki dan perempuan diciptakanNya
mereka” (Kejadian 1:25,27).
Banyak orang tidak mempercayai apa yang
Allah katakan tentang penciptaanNya atas makhluk-makhluk melata. Mereka
berpendapat bahwa binatang berasal dari zat kimia dalam air, melalui
proses evolusi yang memerlukan ribuan juta tahun. Allah yang mengetahui
segala sesuatu sebelum hal itu terjadi, tahu persis bahwa manusia tidak
akan mempercayai Dia. Mungkin itulah sebabnya Allah sampai tiga kali
menegaskan kepada kita (kejadian 1:24,25,26), bahwa Ia menjadikan semua
makhluk melata pada waktu yang sama, ketika Ia menciptakan manusia –
laki-laki dan perempuan.
Allah menciptakan dinosaurus darat
termasuk Behemot perkasa, pada hari ke-6 penciptaan-Nya (Ayub 40:15).
Pada mulanya Allah menciptakan mereka jinak, sebagai pemakan
tumbuh-tumbuhan. Alkitab berkata, “…kepada segala binatang di bumi …
yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi
makanannya” (Kejadian 1:30). Pada mulanya segala makhluk itu makan
tumbuh-tumbuhan, biji-bijian, dan buah-buahan. Mereka tidak saling
memangsa. Tapi setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, banyak
binatang menjadi pemakan daging.
Mengapa Dinosaurus Punah ?
Ada beberapa kemungkinan yang dikemukakan
baik oleh para evolusionis maupun dari orang lain. Mereka berkata ada
satu benda raksasa dari luar angkasa jatuh menghantam lautan,
mengakibatkan punahnya beberapa makhluk laut. Mereka mengatakan juga,
bahwa kemudian ada benda lain yang membentur bumi, sehingga menyebabkan
dinosaurus-dinosaurus berangsur-angsur punah. Yang lain mengatakan bahwa
punahnya dinosaurus akibat radiasi dari bintang yang meledak. Ada lagi
yang mengatakan akibat wabah virus dinosaurus. Ada yang mengatakan
akibat serangan diare, hujan meteor (lihat majalah Time edisi 6 May
1985), dsb.
Menurut Kaum Kreasionis.
Bumi kita yang sekarang ini sangat
berbeda dari bumi pra-Air Bah. Allah menempatkan lapisan uap air di atas
atmosfir di sekeliling bumi (Kejadian 1:6-8). Adam, Kain, Nuh dan orang
lain yang hidup sebelum zaman Air Bah, tidak dapat melihatnya. Lapisan
uap air itu tidak terlihat oleh mata kita. Kita dapat melihat matahari
pada siang hari, bulan dan bintang-bintang pada malam hari. Tapi kita
melihatnya melalui pantulan lapisan uap air itu.
Lapisan uap air itu adalah bagian dari
rencana agung Allah. Lapisan uap air itu menjaga dan memelihara
penguapan suhu bumi. Karena itulah pada zaman itu tidak ada daerah yang
terus menerus dingin di bumi, bahkan di Kutub Utara atau di Kutub
Selatan. Suhu udara di seluruh bumi tetap sama sepanjang tahun. Cuaca
yang hangat dan lembab, mirip sekali dengan udara dalam rumah kaca zaman
sekarang, kalau kita masuk ke dalamnya.
Para ilmuwan mengatakan bahwa sinar
ultra-violet dari matahari berbahaya bagi kehidupan setiap makhluk di
bumi. Selama 1,600 tahun lapisan uap yang tidak kelihatan itu melindungi
bumi dari sinar ultra-violet . Karena perlindungannya itu
tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia dapat hidup lebih lama,
dan bisa bertumbuh lebih besar daripada keadaan zaman sekarang ini.
Sebagai contoh adalah buah-buahan yang dihasilkan di rumah kaca biasanya
lebih besar daripada yang dihasilkan di kebun.
Ketika Allah memberi tahu Nuh, bahwa
hujan lebat akan turun, maksud-Nya ialah lapisan uap air itu berubah
menjadi air hujan. Maka hujan lebat pun turun. Firman Allah melukiskan
hujan itu demikian “… terbelah segala mata air samudera raya yang
dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit” (Kejadian 7:11). Air
Bah itu sebagian besar disebabkan oleh curahan air yang dahsyat dari
langit ke bumi.
Kemudian datanglah air bah. Tetapi Allah
melindungi ciptaannya dengan menyediakan satu bahtera yang menyelamatkan
satu keluarga, dan juga segala jenis makhluk yang bernafas.
Ketika keluarga Nuh dan semua makhluk
binatang itu keluar dari bahtera, dinosaurus-dinosaurus muda menyaksikan
satu bumi yang sangat berbeda dari bumi yang mereka pernah huni
sebelumnya. Gunung-gunung terjal, seperti Gunung Alpo dan Himalaya,
muncul pada daerah pegunungan yang jauh lebih datar sebelumnya.
Ngarai-ngarai curam terbentuk oleh arus air deras, yang mengkikis tanah
lunak. Laut yang dangkal berubah menjadi samudera yang dalam, seperti
yang kita kenal pada zaman sekarang ini.
Barangkali bumi memiliki lebih banyak
tanah daratan, dan lebih banyak lahan bagi tumbuh-tumbuhan dan
makhluk-makhluk binatang sebelum Air Bah. Setelah zaman itu,
tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh sesubur dan serimbun sebelumnya. Demikian
pula rawa-rawa semakin langka. Padang gurun mulai ada, sehingga sebagian
dinosaurus sulit mendapat makanan. Karena kekurangan bahan makanan,
banyak dinosaurus mungkin mati kelaparan. Sementara dinosaurus herbivora
mulai punah, dinosaurus karnivora terancam punah pula.
Radiasi sinar matahari mulai merusak
segala yang hidup. Sebab sinar ultra-violet yang berbahaya tidak lagi
ditapis oleh lapisan uap air di cakrawala. Akibatnya, masa hidup
tumbuh-tumbuhan dan makhluk binatang semakin pendek. Ini berarti
dinosaurus tidak sempat bertumbuh sampai menjadi raksasa seperti dahulu.
Cuaca bumi berubah begitu jauh setelah
Air Bah. Cuaca di seluruh bumi tidak lagi hangat atau pun lembab.
Beberapa bagian dunia bahkan sangat dingin. Mungkin sebagian dinosaurus
tidak dapat menyesuaikan diri karena perubahaan cuaca ini, sehingga mati
kedinginan. Jadi kesimpulannya banyak dinosaurus yang punah karena
habitatnya berubah dan suhu bumi berubah sehingga mereka tidak dapat
bertahan hidup. Ada yang masih bertahan hidup sampai jaman Ayub dan ada
yang masih bertahan hidup sampai sekarang.
Dinosaurus dalam bahtera Nuh ? Apa muat ?
Apakah semua binatang dapat masuk ke
bahtera Nuh, termasuk dinosaurus ? Bagaimana Nuh dapat mengangkut jutaan
spesies binatang dalam bahtera ? Di mana ia menempatkan Brachiosaurus
yang tingginya 50 kaki dan berat 80 ton ? Tidak perlu menempatkan
dinosaurus dewasa yang besar itu dalam bahtera. Untuk menjaga
kelangsungan jenisnya dapat dilakukan dengan cara membawa bayi
dinosaurus. Hal ini memudahkan masalah tempat tinggal mereka di bahtera.
Lebih jauh lagi, jutaan spesies tidak dimasukkan ke dalam bahtera.
Alkitab menyatakan bahwa Allah memerintahkan untuk membawa sepasang
setiap jenis binatang darat dan udara kecuali binatang tidak haram yang
digunakan untuk korban yaitu sebanyak 7 pasang. Saat ini ada sekitar
20.000 spesies dari binatang darat dan udara yang masih hidup (seperti
mamalia, burung, reptil, dan amfibi). Kalau kita mengasumsikan ada
20.000 spesies yang punah, maka berarti ada 40.000 species yang dimuat,
atau kira-kira ada 80.000 binatang yang masuk ke dalam bahtera.
Beberapa binatang besar, tetapi
kebanyakan dari mereka, seperti tikus, kadal, dan burung, cukup kecil.
Ukuran rata-rata binatang-binatang ini kira-kira sebesar ukuran domba.
Bahtera Nuh panjangnya kira-kira 450 kaki, tingi 45 kaki, dan lebar 75
kaki. Hal ini berarti, dengan 3 dek, bahtera ini mempunyai lantai seluas
lebih dari 100.000 kaki persegi. Kedelapan puluh ribu binatang ini
dapat disangkarkan dalam area sebesar 50.000 kaki persegi, menyebabkan
separuh ruang lainnya dapat digunakan untuk menyimpan makanan, udara,
tempat tinggal untuk Nuh dan keluarganya, dan lain-lain. Mungkin Allah
menyebabkan sebagian binatang berhibernasi (tidur selama musim
dingin/tidak aktif selama suatu periode tertentu), untuk meminimalkan
perawatan mereka. Air bah dilimpahkan ke bumi oleh Allah, dan dengan
keinginanNyalah Nuh, keluarganya, dan sepasang binatang darat, udara
dapat selamat, termasuk dinosaurus.
Dinosaurus Masa Kini
Walaupun reptil raksasa sudah punah
(mungkin ada yang masih tersisa dan tidak pernah ditemukan manusia), ada
beberapa reptil kecil masih hidup sampai sekarang ini. Kita tidak tahu
pasti mengapa jenis reptil kecil ini bisa bertahan hidup. Mungkin mereka
dapat menyesuaikan diri pada dunia sekitarnya yang sudah berubah.
Makhluk-makhluk itu dikatakan “kecil” karena dibandingkan dengan
dinosaurus raksasa yang beberapa ton beratnya. Namun demikian di antara
makhluk melata yang bertahan hidup ini, ada yang ratusan kilogram
beratnya.
Komodo
Di Pulau Komodo, Indonesia, hidup satu
jenis kadal terbesar di dunia, yakni Komodo. Sayang, hanya sekitar
seribu ekor komodo yang masih hidup sekarang ini.
Komodo mirip naga-naga pada lukisan zaman
abad pertengahan. Satu-satunya hal yang membedakan Komodo dari naga,
ialah Komodo tidak menyemburkan lidah api dari lubang hidungnya seperti
naga dalam gambar itu.
Kulit Komodo hitam mengkilat..
Cakar-cakar Komodo panjang dan tajam. Kepalanya seperti berketopong
baja. Lidahnya panjang dan berbilah, mirip lidah ular.
Komodo dapat bertumbuh sepanjang hampir 3
meter dan beratnya kira-kira 136 kg. Mereka suka menyantap bangkai
binatang, seperti rusa, babi hutan, kambing dan kerbau. Komodo dewasa
bergerak lamban di darat, Komodo kecil bergerak gesit, lincah seperti
kera. Demikian lincahnya, Komodo kecil pandai memanjat pohon. Belum
banyak yang kita ketahui tentang kebiasaan hidup Komodo, sehingga banyak
perihal makhluk ini masih merupakan misteri besar.
Kura-kura Galapagos
Mona Iguana
Di Pulau kecil Kariben hidup satu jenis
kadal besar. Melihat rupanya, timbul dugaan bahwa kita sedang berhadapan
dengan satu makhluk mistik dalam lukisan Mesir kuno. Kadal ini dinamai
Mona Iguana sesuai nama tempat asalnya, yakni Pulau Mona kecil berbentuk
buncis. Pulau Mona terletak di antara Puerto Rico dan Republik
Dominika.
Kaki Kadal Mona Iguana pendek dan gemuk,
begitu pula ekornya sangat pendek. Tubuhnya besar berkeriput. Kepalanya
besar, ditutupi oleh benjolan-benjolan besar. Sebuah cula yang
bertengger di moncongnya membuatnya nampak buas dan garang.
Walaupun makhluk ini nampak buas, ia
sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia ataupun bagi makhluk-makhluk
binatang lainnya. Mona Iguana adalah pemakan tumbuh-tumbuhan. Salah satu
makanan kesukaannya ialah buah manchineel. Buah itu dapat mengakibatkan
penyakit mendadak, bahkan kematian bagi manusia yang memakannya. Mona
Iguana tidak harus makan setiap hari.
Sekitar 95 persen dari waktu siangnya,
Mona Iguana beristirahat di dalam tanah. Berada di dalam tanah
melindungi kadal ini dari pertarungan dengan musuh, memelihara
kestabilan suhu tubuhnya, menghemat cairan dalam tubuhnya, dan menghemat
tenaganya.
Kura-kura besar ini berasal dari Pulau
Isabela di Lautan Pasifik. Pulau Isabela termasuk kepulauan Galapagos,
965,4 kilometer di sebelah barat dari Ekuador, Amerika Selatan.
Reptil berbentuk kubah ini terkenal
sebagai makhluk berdarah dingin terberat di dunia. Kura-kura jantan ada
yang beratnya sampai 272 kg. Berat kura-kura betina memang jarang yang
lebih dari 136 kg. Usia makhluk ini dapat mencapai 150 tahun.
Kura-kura Galapagos suka hidup santai.
Setiap hari ia tidur kira-kira 16 jam. Ia bangun pukul 7 atau 8 pagi,
kemudian berjemur di bawah matahari dua-tiga jam lamanya, sampai
badannya yang besar itu terasa hangat. Pada sisa waktu hari itu ia
mungkin bergerak beberapa meter saja untuk mencari makanan.
Makanan makhluk raksasa ini aneka macam
dan agak aneh. Ia melahap jelatang dan buah per berduri. Seperti reptil
Mona Iguana, ia menyukai buah-buahan beracun yang berbahaya bagi
manusia.
Kura-kura ini tidur pukul 4 atau 5 sore.
Supaya tubuhnya tetap hangat sepanjang malam, ia membenamkan setengah
tubuhnya dalam lumpur. Lumpur itu juga melindunginya dari serangan
nyamuk. Esok harinya lumpur yang melekat pada tubuhnya mengering dan
melindunginya dari serangan kutu-kutu kecil yang suka menyelusup ke
dalam celah-celah kulitnya.
Jika kutu-kutu kecil menyelinap ke dalam
tungkainya yang panjang dan berkerut, ke kepala atau kakinya, ia cukup
menjulurkan bagian tubuhnya itu dan membiarkan burung kutilang mematuk
habis kutu-kutu itu. Allah mengatur makhluk-makhluk binatang sedemikian
rupa supaya mereka dapat saling menolong.
Sekitar 5 jam lamanya kura-kura betina
yang akan bertelur menggali, mengukur dan membentuk satu lubang.
Kemudian dalam waktu kurang lebih 20 menit, ia bertelur sebanyak 17
butir. Selesai mengerami telur-telur itu, sang induk menata ulang letak
telur-telurnya dalam susunan melintang di dasar lubang. Kemudian ia
melapisi bagian atas telur-telur itu dengan lumpur agar telur-telur itu
tidak kedinginan di malam hari dan tidak kepanasan di siang hari.
Telur-telur itu menetas mulai dari 3 sampai 8 bulan kemudian, tergantung
kepada keadaan suhu udara.
Selama satu sampai lima hari, bayi
kura-kura bergumul memecahkan kulit telurnya. Kemudian bayi itu harus
mengorek sarang lumpurnya yang sudah mengeras untuk dapat keluar.
Umumnya bayi kura-kura berhasil keluar setelah beberapa minggu, namun
tidak dapat menunggu berminggu-minggu untuk mendapat makanannya. Jadi
apakah yang membuat bayi kura-kura tidak mati kelaparan? Allah
menciptakan satu kantong kuning telur yang melekat pada perut bayi
kura-kura itu. Kantong kuning telur itu menyediakan makanan bagi bayi
kura-kura selama 7 bulan bila perlu. Setelah berhasil keluar, bayi
kura-kura bebas berkeliaran seperti buldoser mini yang beratnya sekitar 1
ons.